gravatar

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif

Oleh Rany Oktaviani, S.Pd.

"REMEMBER, Your room arrangement reflects your philosophy of teaching and learning as well as how much you enjoy your career as a teacher. In fact, it says a lot about you to anyone who visits your classroom." (A. Lourdusamy).

Mayoritas dari kita telah menghabiskan waktu (minimal 12 tahun) duduk di dalam kelas dan mendengarkan guru, baik belajar individual maupun kelompok. Umumnya, ruang kelas adalah tempat berinteraksinya antara guru dan murid dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang bertujuan untuk membangun pengetahuan menjadi lebih bermakna.

Kegiatan belajar yang bermakna ditunjang oleh beberapa faktor, salah satunya lingkungan dan kondisi psikologi siswa. Selain itu, ada faktor lain yang harus diperhatikan, yaitu pengaturan kelas yang bernilai estetika dan kesesuaiannya dengan aktivitas mata pelajaran. Menghabiskan sebagian besar waktu di kelas merupakan salah satu alasan yang sangat menunjang untuk mengatur kelas, termasuk di antaranya posisi tempat duduk, papan tulis, dan peralatan lainnya, sehingga siswa mudah mengaksesnya.

Penempatan papan tulis, peralatan dan media pembelajaran tersebut harus ditempatkan secara strategis. Penempatan yang salah dapat membahayakan siswa ketika menggunakannya dan dapat menghambat pembelajaran. Selain itu, yang mesti diperhitungkan juga adalah bagaimana mendistribusikan dan mengumpulkan media pembelajaran untuk memperlancar KBM, dalam hal ini instruksi yang jelas dapat memaksimalkan pembelajaran.

Pengaturan ruang kelas dan peralatannya secara berkala sangat menunjang keefektifan pembelajaran. Keefektifan pembelajaran sangat ditunjang oleh interaksi siswa dengan guru dan pengaturan kelas berdasarkan Physical Environment dan Psycho-social Environment. Physical Environment adalah seluruh bagian fisik ruang kelas yang meliputi pencahayaan, luas ruangan, dan furniture (mebel) yang memberikan kenyamanan dalam pembelajaran.

Dalam mengatur ruang kelas, yang harus diperhatikan antara lain:

1. Pengaturan ruang kelas harus sesuai dengan kegiatan dan tujuan pembelajaran.
2. Ruang kelas yang luas dengan mobilitas siswa yang tinggi memerlukan mebel yang mudah diatur dan dipindahkan.
3. Pastikan siswa terkontrol aktivitas geraknya oleh guru.
4. Buatlah semua peralatan atau media pembelajaran mudah untuk diakses.
5. Pastikan siswa dapat melihat instruksi dan presentasi dengan jelas.
6. Buatlah ruang kelas menjadi nyaman dan menyenangkan tanpa meninggalkan nilai estetika, agar siswa dapat belajar dengan baik.

Khusus untuk sekolah dasar, kita dapat menambahkan sentuhan akhir dengan menambahkan tanaman atau aquarium, sehingga anak mau belajar bertanggung jawab untuk memelihara dan mengurusnya.

Sementara itu, yang dimaksud dengan Psycho-social Environment adalah situasi yang diciptakan agar siswa memiliki rasa aman, senang, dan nyaman berinteraksi sosial di dalam kelas. Menciptakan suasana kelas yang demokrasi dan cooperative, dapat mendorong perkembangan kognitif siswa di kelas.

Gambaran yang baik mengenai Psycho-social di dalam kelas, antara lain:

1. Perasaan aman dari ancaman dan perlakuan kasar.
2. Memiliki lingkungan interaksi yang bersahabat.
3. Siswa merasa senang menjadi bagian dari kelas.
4. Menunjukkan kebebasan berekspresi.
5. Menstimulasi anak dalam menciptakan lingkungan belajar.
6 Menciptakan lingkungan pembelajaran yang bekerja sama.

Tidak mudah menciptakan lingkungan kelas yang ideal, tetapi tidak salah jika kita mulai mengatur Physic Environment dan Psycho-social untuk menciptakan lingkungan belajar yang dapat menstimulasi keingintahuan siswa dalam belajar. Bagaimanapun menuntut ilmu adalah kewajiban setiap umat-Nya, sebagaimana tersirat dalam Q.S. Al-Baqarah 164, yang menerangkan bahwa banyak hal di dunia ini yang perlu dipahami, dipelajari, dan diamalkan sebagai bukti kebesaran Allah SWT.***

Penulis, guru geografi dan ekonomi Darul Hikam International School Bandung.