gravatar

Menjaring Guru Penulis Melalui AGP-PGRI Jabar

Oleh Arief Achmad

Bermula dari sarasehan yang digagas PGRI Jabar dan "Pikiran Rakyat" serta diikuti para guru yang selama ini menulis di "Forum Guru" PR, maka terbentuklah Asosiasi Guru Penulis PGRI Jabar (AGP-PGRI).

AGP-PGRI merupakan salah satu badan kelengkapan organisasi di lingkungan PGRI Provinsi Jawa Barat. H. Syafik Umar, Pemimpin Umum Pikiran Rakyat, dalam pencerahannya di sarasehan tersebut mengatakan, tulisan memberi sumbangan berarti dalam membangun peradaban. Sebab melalui tulisan, seseorang bukan saja dapat memberi perubahan bagi dirinya, namun juga bagi orang lain dan masyarakat luas sehingga mereka dapat lebih arif dalam menyikapi berbagai persoalan yang dihadapinya.

Senada dengan itu, H. Sahiri Hermawan (Ketua PGRI Jabar), menegaskan bahwa guru harus terus aktif menulis. Dengan menuangkan segala ide dan kreasi mereka, berarti mereka telah membangun dan mengembangkan dunia pendidikan melalui tulisan. Menulis, selain terus membantu memupuk kreativitas, juga mendorong pengembangan diri guru, terutama untuk meningkatkan kualitas dan profesionalismenya.

"Sebagai organisasi yang mewadahi guru-guru dari berbagai jenjang pendidikan, yang bergiat dalam bidang tulis-menulis, keberadaan AGP-PGRI ini harus memberikan manfaat kepada para anggotanya," katanya.

Berbekal petuah kedua tokoh yang turut membidani asosiasi ini, AGP-PGRI dituntut untuk lebih proaktif dalam menyikapi berbagai masalah pendidikan yang saat ini sedang terjadi. Dari mapping (pemetaan) problematika guru di lapangan, antara lain ditemukan, banyak guru PNS yang menumpuk bertahun-tahun di golongan IV/a (guru pembina) karena mereka tidak sanggup mengumpulkan sedikitnya 12 angka kredit (AK) dari unsur pengembangan profesi, khususnya dalam pembuatan karya tulis ilmiah (KTI).

Sesungguhnya "PR" telah menyediakan rubrik "Forum Guru" yang dapat dimanfaatkan mereka untuk mendukung peningkatan keterampilan menulis sekaligus juga dapat diikutsertakan sebagai salah satu KTI yang bernilai 2 AK per tulisan yang telah dipublikasikan. Namun, karena umumnya para guru menulis secara otodidak, mereka mengalami hambatan secara teknis.

Terlebih lagi masih lemahnya budaya membaca di kalangan guru. Padahal, modal utama menulis adalah membaca. Tanpa membaca, jangan harap dapat menulis. Semakin banyak dan kaya bacaan seorang penulis, maka akan semakin memperkaya pula tulisan-tulisan sebagai hasil karyanya.

Atas dasar itu, AGP-PGRI menggandeng LPMP Jabar dan HU "Pikiran Rakyat" guna memberikan kiat-kiat menulis KTI dan karya ilmiah populer (KIP) bagi guru-guru TK, SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA/MAK, dan SLB di Jawa Barat. Kegiatan yang bertajuk "Seminar dan Lokakarya Penyusunan KTI dan KIP" itu akan diselenggarakan di seluruh wilayah Jawa Barat (Priangan Barat, Priangan Timur, Cirebon, Bogor, dan Purwasuka).

Kabupaten Cianjur (wilayah Bogor) dipilih sebagai tempat pertama penyelenggaraan semiloka tersebut. Semiloka yang akan dilaksanakan Sabtu, 19 Januari 2007 itu menampilkan narasumber Drs. Tatang Sunendar, M.Si. (Widyaiswara LPMP Jabar dan anggota Tim Penilai KTI Depdiknas), Drs. H. Wakhudin, M.Pd. (Redaktur Pendidikan "PR"), serta para pengurus AGP-PGRI Jabar sebagai fasilitatornya.

Diharapkan, dengan adanya semiloka KTI dan KIP ini para guru akan mampu dan berani menuangkan gagasan mereka dalam bentuk tulisan, apakah berupa karya tulis ilmiah yang berguna sebagai prasyarat kenaikan pangkat/jabatan guru PNS dan sertifikasi guru maupun karya ilmiah populer yang dapat dikirimkan ke berbagai media massa, terutama media cetak.***

Penulis, guru SMAN 21 Bandung, Ketua Asosiasi Guru Penulis-PGRI Jabar.